Ketika memang tidak ada jalan lain diantara dua pilihan : antara menjadi diri sendiri atau mencoba menjadi orang lain. Selalu akan ada rasa sakit yang terasa meremas-remas jantung ketika menyadari tak peduli jalan apa pun yang kita ambil, tanpa kita sadari, kita telah semena-mena menyedot serta orang-orang disekiling kita dengan pilihan kita.
Dan seterusnya, kita akan terus merasa sakit cubitan-cubitan rasa bersalah seperti kutukan sakit gigi yang harus kita terima setiap kita bangun, dan mencoba mengakrabinya menjelang tidur.
Tak berdaya menolaknya. Tak kuasa mengatakan tidak. Yang bisa kita lakukan hanya mencoba menelan kembali setiap tetes airmata sebelum mereka sempat menjelma menjadi embun mata.
“Aku harus kuat. “ itulah yang kini selalu saya katakan.
Mencoba menghipnotis diri sendiri dengan kenyakinan bahwa saya memang kuat. Dan memang begitulah seharusnya ketika kita telah berani mengambil keputusan.
Tegakkan kepala.
Busungkan dada.
Langkah ke depan.
Jangan berpaling ke belakang – sedetik pun jangan.
Tapi kenapa harus sesakit itu? Bisakah kita menjadi diri sendiri tanpa harus mengorbankan perasaan orang lain?
Tidak banyak yang saya minta : cuma untuk sekali saja. Ingin rasanya bisa hidup sepenuh-penuhnya. Bebas dari rasa cemas, takut dan was-was yang kerap menghantui.
Cukup untuk sekali saja. Ingin rasanya bisa jujur mengungkapkan rasa suka. Bisa terus terang mengatakan rindu dan cuma untuk sekali saja, bisa merasakan cinta tak bertepuk sebelah tangan.
Untuk itu mungkin saya bisa menjalaninya tanpa penyesalan sedikit pun.
Tidak!!! Jangan begitu. Jangan memandangku seperti itu. Jangan menangis. Tak pernah terbersit sedikit pun niat untuk membuat kamu menderita, wahai keponakan. Saya bukan orang yang jahat. Saya hanyalah seorang paman egois yang tak berguna. Seorang lelaki yang takut kesepian. Itu saja.
Ketika memang tidak ada jalan lain di antara dua pilihan : jujur menjadi dirimu apa adanya atau mencoba menjadi orang lain sesuai harapan orang, sudah tidak bisa lagi berkompromi. Haruskah engkau tetap dengan pilihanmu walaupun kau sadar – jalan manapun yang kau tempuh tidak akan ada jalan pintas untuk berbalik ke rute semula.
Maafkan aku.
0 Response to "OUT : Ya atau Jangan"
Posting Komentar