Saya turut merasa merana ketika membaca posting yang sangat menyentuh dari seorang Bhiksu Singapore di blog pribadinya dengan judul yang sama, " A Gay Tragedy."
Kisah yang sangat menyentuh tentang seorang pemuda bernama Julian Rang yang datang berkonsultasi kepada bikshu itu mengenai persoalan homosexualitas, pandangan Budhis terhadap homosexual dan kemungkian baginya untuk bisa menjadi seorang umat Budhis yang baik seperti orang lain.
Shravasti Dhammika, demikian nama bikshu tersebut yang kemudian menjawab.
"...tindakan seksual yang dilandasi oleh keinginan, perasaan dan emosi diantara dua orang yang saling menyintai, pasti akan mengakibatkan akibat yang positif juga. Hal itu tidak mungkin melanggar sila ketiga dari ajaran Budhha, itu berlaku pada semua orang, terlepas dari apakah mereka gay atau straight, sama saja."
Lebih lanjut, Bikshu itu menjelaskan bahwa ".....etika Budhis mengenai sex secara umum lebih menekankan motif dibalik tindakan sexual itu sendiri daripada menekankan apa jenis kelamin pasangan kita. Dengan demikian, ketika dua orang ber gender sama mengekpresikan perasaan cinta mereka secara fisik terhadap satu sama lain, tidak ada alasan kenapa karma hasil tindakan mereka tersebut harus berbeda dengan karma yang dihasilkan oleh pasangan straight."
Tidak puas dengan jawaban tersebut, selang beberapa waktu kemudian, Julian Rang menanyakan hal yang sama kepada seorang Bikshu Taiwan yang tesohor yang kebetulan berada di Singapore.
"......homosexual kotor, suatu perbuatan yang hina. Kaum homo akan dilahirkan kembali di nereka tingkat terendah dimana mereka akan dibakar hidup-hidup ...." Demikian jawaban dari Bikshu Taiwan dan mengenai Julian, pemuda itu kemudianditemukan mati bunuh diri di tengah taman kota dengan menegak obat tidur suatu malam.
Kisah tersebut secara lengkap bisa dibaca di dhamma Musings, dan ijinkan kembali saya mengutip Shravasti Dhammika, "....the conflict you create within yourself by hating what are completely harmless feelings hurts you much more than being gay ever could."
2 Responses to "A Gay Tragedy"
Yeah, Thanks..."Jia You" ( add oil ) everyone.
Ko Nei, aku setuju banget dengan pendapat pertama. Karena cinta adalah universal!
Posting Komentar