Potato Queens VS. Sticky Rices

Lokasi : resto Quali.
Waktu : malam. jam 20.00an

Bule aki duduk di depan. Agak menggangkang pula.  Sebelah kiri Bule, mengapit mesra teman Nei si montok imut. Sebelah kanan Bule, sama sekali ngak mau kalah, menjepit lebih mesra lagi, cowo abg berkacamata Oakley. Nei sendiri duduk di tempat strategis. Tepat berada di hadapan mereka bertiga.

Nei mau dipaksa ikut oleh si montok imut untuk menghadiri ajang perjodohan inter-race tersebut karena diiming-imingi tontonan 'threesome' hot-hot. Live, pula. Tapi ternyata, terlalu banyak foreplay dan basa-basinya. Jadi bosan!

Eit. Tunggu dulu, teman-teman. Sebelum mengambil kesimpulan yang bukan-bukan, ada baiknya Nei menjernihkan sedikit persoalan di sini. Masalah ajang perjodohan inter-race itu memang benar kejadiannya.

Berawal dari kunjungan salah satu teman bule Aussie yang berkunjung ke Bandung tahun kemarin. Aussienya masih muda, 35 taun, tinggi, berdada segi empat, cakep, kerja di rumah sakit sebagai manajer IT. Saat dikenalin ke gang - Si Aussie mendadak berubah bagaikan seonggok tahi diserbu pasukan lalat ijo. ( Sori, salah perumpamaan. Maksud saya, 'setetes madu tumpah yang dikerumungi semut' ).

Fakta bahwa si Aussie sudah punya pacar tak menyurutkan minat para pemburu burung bul-bul ( bule maksudnya ) untuk menggoda. Mungkin karena merasa terganggu si Aussie kemudian berjanji akan memperkenalkan teman-teman homo yang dia tahu punya  fetish orang Asia kepada mereka.

Maka malam itu, ajang perjodohan tersebut merupakan janji yang terpaksa diwujudkan oleh teman Nei, si Aussi yang berdada segi empat itu. Soal iming-iming tontonan threesome secara live itu cuma rekaan otak mesum Nei. Mana boleh ada adegan threesome di Quali? Becanda aku.

Seperti yang Nei bilang diawal cerita, dia ikut karena terpaksa. Dia benar-benar bosan karena tidak mampu mengikuti pembicaraan mereka bertiga. Satu. Karena masalah kendala bahasa. Soalnya, Nei cuma bisa bilang "litel litel she i can." Jadi cuma bisa menebak apa yang mereka bisikin bertiga selama ini. Untuk bisa ikut nimbrung seru, dia masih harus belajar banyak lagi. Kedua. Benar-benar tidak ada acara threesome.

Nei ingat malam itu dia cuma mesan menu baby kay-lan cah ayam tanpa nasi. Kay-lan nya terlalu banyak petsin. Asin!!! Jadi sembari makan Nei banyak ngemil air. Sesekali mencuri pandangan ke depan tiga orang  homo yang sedang berusaha mencari kecocokan. Main tebak-tebakan dalam hati, kira-kira bakalan jadian atau kaga. Apakah si montok manis atau abg berkacamata Oakley. Ikutan berdebar-debar rasanya.

Pada suatu kesempatan si Bule aki memergokin Nei. Karena malu Nei senyum lebar-lebar yang kemudian di balas lebar-lebar juga.

"You're so quiet. ...Are you sticky?"

Tolong!!! Helep! Siapa pun. Kasih tau apa maksud si Bule dengan sticky itu. Sticky = lengket, berlendir, drolling, kan?  Maksudnya, saya lengket berkeringat? Suer. Sebelum ke sini juga saya udah mandi di gym, masa iya, bau?

Melihat Nei kebinggungan, Bule berusaha memperjelas, " Sticky... rice?"

" Yeah, i like"

Lemper. Bolu ketan item. Serabi cucur. Semua kue yang terbuat dari sticky rice atau tepung ketan saya suka. Itu maksudnya kan?

Sekarang, giliran si Bule aki yang kebinggungan. Dengan sedikit bersusah payah akhirnya si Bule aki berhasil menyampaikan maksud hatinya dan Nei paham juga akhirnya. Terlepas dari sukses atau gagal tiga homo yang berusaha mencari kecocokan, Nei malam itu berhasil memperkaya kosa kata dating-jargon malam itu.

Sticky Rice adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang asia yang hanya suka sama sesama asia saja ato bahasa situs perjodohan menyebutnya GAM for GAM

Kebalikan dari sticky rice adalah potato queen. Istilah yang digunakan untuk orang asia yang mempersenjatai dirinya khusus untuk memburu burung bul-bul....alias bule saja. Atau GAM for GWM.

Ketika chatting sama bule berdada segi empat, dia sempat bicara banyak soal GAM for GWM alias Potato Queen itu. Kalau sempat akan saya posting hasil chattingnya. Banyak hal menarik yang perlu disimak mengenai pandangan orang bule sendiri terhadap kejaran para pemburu burung bul-bul itu. Tersanjung ataukah merasa terganggu?

Di ujung chatting dia bertanya kepada saya," R U sticky or ...?

Tanpa ragu-ragu saya bilang, "Begitu menginjak umur 30, selera saya telah berubah total. Saya adalah nasi ketan, atau sticky rice."

 

0 Response to "Potato Queens VS. Sticky Rices"