Ada seorang keponakan bertanya kepada pamannya, "Ang-ku Nei, kenapa sampai setua ini, Ang-ku tidak kawin-kawin juga".
Berbeda dengan keponakan gede yang sudah hampir setahun meninggalkan rumah karena kawin, keponakan yang baru berusia 5 tahun ini tidak sungkan-sungkan menyuarakan keheranannya melihat kondisi pamannya. Baginya, kawin itu sama halnya seperti proses bertambahnya usia setiap tahun. Ketika Anda mencapai usia tertentu, kawin adalah langkah selanjutnya harus dilakoninya.
Tidak ada alasan untuk 'tidak'. Melanggarnya, sama halnya seperti sengaja memecahkan mimpi indah setiap anak gadis kecil. Gadis kecil itu percaya, dengan bertambah usia, dia akan tumbuh semakin cantik. Kecantiknya akan memuncak waktu dia berumur 15 tahun.
Saat itu pada suatu pagi yang telah ditetapkan, akan datanglah seorang pangeran ganteng berkuda putih yang akan mengajaknya kawin. Ayahnya dulu seorang pangeran berkuda coklat. Ibunya mantan bunga teratai. Setiap anak gadis akan dewasa menjadi sekuntum bunga. Semua anak lelaki akan dewasa menjadi pangeran. Demikian yang dipercayai si keponakan.
Saat itu pada suatu pagi yang telah ditetapkan, akan datanglah seorang pangeran ganteng berkuda putih yang akan mengajaknya kawin. Ayahnya dulu seorang pangeran berkuda coklat. Ibunya mantan bunga teratai. Setiap anak gadis akan dewasa menjadi sekuntum bunga. Semua anak lelaki akan dewasa menjadi pangeran. Demikian yang dipercayai si keponakan.
Namun demikian, sang paman yang dipanggil Ang-ku itu tanpa sengaja hari itu telah memecahkan berlusin-lusin telor mimpi indah sang keponakannya.
Gadis itu terisak ketika pamannya menjelaskan tidak semua anak laki-laki tumbuh dewasa menjadi pangeran. Sebagian besar dari mereka akan gagal. Ang-ku yang satu ini, termasuk salah satu dari mereka yang tidak berhasil membunuh naga sehingga tidak berhak menyandang gelar pangeran. Soalnya, pamannya takut sama naga.
Lebih lanjut, sang Ang-ku kemudian menambahkan bahwa semua anak gadis, memang benar akan tumbuh cantik seperti kembang. Namun mereka sudah tidak ingin dianggap cantik seperti bunga melati, mawar atau lili. Mereka senang kalau dibilang secantik Agnes Monica. Mereka akan sibuk pacaran kemudian kawin juga akhirnya. Bukan dengan pangeran tapi lelaki biasa.
Hebatnya, setiap anak lelaki biasa yang berhasil kawin dengan wanita cantik akan menjelma menjadi seorang pangeran. Jadi, banyak cara menjadi pangeran selain membunuh naga. Penjelasan terakhir dari sang paman berhasil menghapus air mata yang menggantung di ujung bulu mata.
"Kalau begitu, cepatlah Ang-ku kawin."
Sang paman mencoba mengalihkan pembicaraan-tapi si keponakan terus mengejar, " A-ma menghawatirkan Ang-ku."
Mendengar hal itu mau ngak mau membuat rongga dada sang paman sesak. Dia tahu masalah paman yang belum laku-laku selalu menjadi topik pembicaraan di setiap acara kumpul keluarga. Karenanya dia tidak suka dengan yang namanya kumpul bareng. Dan keponakan berumur 5 tahun sampai bisa ikut prihatin, ini yang namanya sepi luar biasa. ( SEPI adalah dorongan untuk terjun bebas dari tebing yang urung dilaksanakan. Karena tak seorang pun berusaha mencegahmu )
" Ang-ku belum ketemu yang cocok, Sayang.."
" Tapi, kenapa?"
"Ya. Mungkin karena tidak ada yang suka dengan Ang-ku."
Sang Ang-ku memergoki mata keponakan membola beberapa detik sebelum kembali sipit seperti semula. Si gadis kecil itu beringsut mendekat untuk duduk di pangkuan paman. Kedua tangannya diletakan di pipi sang paman kemudian dengan nada serius si keponakan berkata, " Tapi saya suka sama Ang-ku, kok"
Aii...ya, senangnya punya keponakan kecil yang suka sama pamannya. Ajaib.Mendadak merasa tidak sepi lagi.
Sang paman semakin keheranan ketika si gadis cilik itu kemudian menudingkan jari kelingkingnya di depan hidung sang paman.
" Janjian. Nanti kalau Ai-Ai gede, paman masih belum kawin. Ai-ai mau kok kawin sama paman."
Sang paman menautkan kelingking jahenya ke kelingking munggil sang keponakan. Itulah janji kelingking antara paman-keponakan untuk setia menunggu waktu karena sang keponakan prihatin pada paman yang belum kawin-kawin juga.
Saat itu juga sang paman merasa yakin keponakan kecilnya, karena kebaikan hatinya akan bertemu dengan pangeran suatu saat. Dan saat itu pula, mereka akan menertawakan janji kelingking tersebut.
Lebih lanjut, sang Ang-ku kemudian menambahkan bahwa semua anak gadis, memang benar akan tumbuh cantik seperti kembang. Namun mereka sudah tidak ingin dianggap cantik seperti bunga melati, mawar atau lili. Mereka senang kalau dibilang secantik Agnes Monica. Mereka akan sibuk pacaran kemudian kawin juga akhirnya. Bukan dengan pangeran tapi lelaki biasa.
Hebatnya, setiap anak lelaki biasa yang berhasil kawin dengan wanita cantik akan menjelma menjadi seorang pangeran. Jadi, banyak cara menjadi pangeran selain membunuh naga. Penjelasan terakhir dari sang paman berhasil menghapus air mata yang menggantung di ujung bulu mata.
"Kalau begitu, cepatlah Ang-ku kawin."
Sang paman mencoba mengalihkan pembicaraan-tapi si keponakan terus mengejar, " A-ma menghawatirkan Ang-ku."
Mendengar hal itu mau ngak mau membuat rongga dada sang paman sesak. Dia tahu masalah paman yang belum laku-laku selalu menjadi topik pembicaraan di setiap acara kumpul keluarga. Karenanya dia tidak suka dengan yang namanya kumpul bareng. Dan keponakan berumur 5 tahun sampai bisa ikut prihatin, ini yang namanya sepi luar biasa. ( SEPI adalah dorongan untuk terjun bebas dari tebing yang urung dilaksanakan. Karena tak seorang pun berusaha mencegahmu )
" Ang-ku belum ketemu yang cocok, Sayang.."
" Tapi, kenapa?"
"Ya. Mungkin karena tidak ada yang suka dengan Ang-ku."
Sang Ang-ku memergoki mata keponakan membola beberapa detik sebelum kembali sipit seperti semula. Si gadis kecil itu beringsut mendekat untuk duduk di pangkuan paman. Kedua tangannya diletakan di pipi sang paman kemudian dengan nada serius si keponakan berkata, " Tapi saya suka sama Ang-ku, kok"
Aii...ya, senangnya punya keponakan kecil yang suka sama pamannya. Ajaib.Mendadak merasa tidak sepi lagi.
Sang paman semakin keheranan ketika si gadis cilik itu kemudian menudingkan jari kelingkingnya di depan hidung sang paman.
" Janjian. Nanti kalau Ai-Ai gede, paman masih belum kawin. Ai-ai mau kok kawin sama paman."
Sang paman menautkan kelingking jahenya ke kelingking munggil sang keponakan. Itulah janji kelingking antara paman-keponakan untuk setia menunggu waktu karena sang keponakan prihatin pada paman yang belum kawin-kawin juga.
Saat itu juga sang paman merasa yakin keponakan kecilnya, karena kebaikan hatinya akan bertemu dengan pangeran suatu saat. Dan saat itu pula, mereka akan menertawakan janji kelingking tersebut.
2 Responses to "Janji Kelingking"
fuiiihhh... kejujuran dan kemurnian hati seorang bocah, seringkali bisa menggetarkan hati. nice post bro...
Ini mengharukan, ko. Tapi kesepian kan selalu bisa diatasi dengan adanya orang di sekitar kita.
Posting Komentar