Nei on Diet : King TUT for a Day Continues

Postingan ini merupakan kelanjutan dari postingan sebelumnya. Silakan baca King TUT for a Day dulu.

Masih mengenai usaha Nei untuk menggedekan otot, jadi,  to get big you got to eat big, right?  Logika awam memang seperti itu. Gedein badan mah gampang. Tinggal perbanyak porsi makanan dari biasanya. Makan setiap 2 - 3 jam, lima atau enam kali sehari. Itu semua orang juga tahu. 

Masalahnya, seberapa banyak asupan kolari yang harus didoping agar memiliki otot cantik tanpa lemak? Terutama asupan kalori dari protein, tentunya. Karena sayang duit maka pilihan sumber doping protein pun terbatas. Protein shake tidak jadi pilihan. Karena berbentuk cairan plus super mahal. Selain itu, karena cair maka protein shake lebih cepat melewati usus kecil sehingga banyak cairan bernilai mahal kebuang sia-sia karena tidak terserap secara sempurna. Sayang kan, yang sudah melewati usus kecil sudah ngak bisa di recycle.

Jadi pilihan jatuh pada pill Amino 2000, fillet dada montok dan telur, tentunya. Kalau dihitung-hitung, saya memerlukan 9.75 gram protein per porsi makan. Kalau ditelurin ( 1 telur = 3 gram protein tanpa kuningnya ) maka saya butuh  3.25 butir telur setiap makan. OMB.....bayangkan. Sehari saya membutuh lebih kurang 20 butir telur untuk membentuk otot idaman.

Maka dimulailah diet sehari amburadul yang kemudian membuat Nei dijulukin King TUT dan untungnya cuma berlangsung sehari. Diawalin dengan menu sarapan fillet dada ayam telanjang ( tanpa kulit maksudnya ), segelas susu hi-low, telur rebus 2  ( jam 05.00 ). Hmm..yummy.

Masuk kantor, makan nasi putih, mix veggy, amino satu, telur dua ekor ( jam 7.30 ). Mulai kerja jam 09.00 ditemani 3 ekor telur putih lagi + buncis rebus 200 gram. Sisa telur masih banyak neehh.....Hayo, yang semangat. Iya, dong.

Jam 10.30. Nyuri waktu nelan 3 telur dengan napas panjang pendek. Perut mendadak tumbuh kedepan. Berhasil neh, kayaknya ( hahahaha ). Jam istirahat 12.00. Sudah ngak napsu makan siang. Dipaksakan. Gado-gado + ikan, nasi secuil dan pencuci mulutnya 1 butir amino.

Horee. Berhasil masuk. Sudah setengah perjalanan perjuangan memamah asupan yang triple porsi dari biasanya. Kulit perut makin menggencang. Nei mulai gelisah gundah gulana. Suhu tubuh naik. Keringat tak mengucur satu persatu. Baju basah.  

Jam 14.00. ARGHH.....waktunya makan ( lagi ). Panik meliat telur menggelinding berbutir-butir di lunch box. Memalingkan wajah. Ngak berani menghitung sisanya. Nanti kan bisa dimakan sebelum ke gym. Habis gym pasti keroncongan. Jadi telur-telur munggil itu pasti habis deh, hibur Nei sambil merogol isi lunch box. Sekali tangkap 3 ekor calon anak ayam.

Menjelang jam 4 sore, waktunya makan. ( HUH...lagi....). Kali ini mau tidak mau menatap nanar isi lunch box dan hampir menangis melihat masih ada  7 ekor calon ayam yang cantik-cantik menunggu di sana. Dua butir dijejal dengan paksa ke perut. Sisa 5. Tiga butir nanti jam enam sore sambil men-gym. Dua yang terakhir menjelang tidur.  Argh....kenapa rasa telor menjadi begitu memuakkan.

Rasa muak kemudian mengkristal menjadi protes perut. Saat itu Nei baru ingat, seharian ini dia terlalu semangat  melakukan proses in-put dan mengabaikan out-put. Sehingga tanpa bisa dicegah angin nakal semilir menerobos keluar lewat pintu belakang.

Brettt..... Bunyinya seperti kertas sobek. 
Berharap co-worker yang duduk di sebelah tidak mendengar. Nei pura-pura sibuk. Co-worker di sebelah  keliatan juga sibuk. ( Atau, jangan-jangan.... juga pura-pura sibuk  ). Biarin. Untuk sementara waktu, aman. Semoga co-worker itu mengira suara angin itu dibuat oleh kucing yang lewat. ( Harapan yang dibuat-buat. Maksa ) 

Belum sempat merasa lega, angin jahat kembali datang tak diundang. Brek!!! ( pendek mendesis ) kemudian naik satu oktaf menjadi BREKKK!!!!...Plessssss.......Total dua kali susul menyusul dan diakhiri dengan rentetan tembakan kecil berulang-ulang. Kali ini sudah tidak mungkin bisa berpura-pura sibuk lagi.  

Melirik lewat ujung mata. Keliatan, co-worker yang duduk disebelah gemetaran menahan tawa. Jelas sekali dari semula juga dia tahu dari mana sumber angin jahat itu berasal. Seper-sekian detik saling menatap, meledaklah tawa bersama antara Nei dan co-worker.

" Sorry. Terlalu keras, ya?" tanya Nei berlagak polos menutup malu dengan balas ngakak.

" Kaga apa-apa. Your secret's safe with me." Kata co-worker sambil menopang dagu menatap penuh makna. Sekilas, Nei hampir merasa yakin dia sedang 'flirting' dengan matanya.

" WHAT....secret," tanya Nei panik.

Maksudnya itu...itukah? Nei gagap. Apa memang bener kata orang. Bunyi angin jahat keluar dari pintu belakang non-hetero sedemikian khas sehingga kau bisa dengan spontan memisahkannya satu persatu dari sekelompok makhluk hetero yang kentut barengan?   


OMB!!!!! Ketauan......ketahuan. KETAHUAN.

Dengan ringan co-worker menjawab,  " Baru tau, ternyata kamu itu termasuk seorang King TUT alias raja kentut. Suaranya raja bennerrrr!"

"Your secret's safe with me."

Sial!!!

Sejak hari itu, Nei cuma makan bakal ayam 4 ekor sehari.

0 Response to "Nei on Diet : King TUT for a Day Continues"