Mengusir Hujan lanjutan

Rain. Rain....Go away
We boys wanna come out and play.....

( cerita sebelum : Nei berusaha membunuh hujan dengan bantuan Gugel, pawang hujan dari alam maya. Berhasilkan dia mendapatkan wangsit dari Gugel? Bagaimana Nei melaksanakan niatnya? Haruskah Nei mengkianati blogger tetangga, Ed, dengan tetap melaksanakan niatnya untuk membunuh hujan? )

Jangan kemana-mana. Tetaplah menatap monitor. Jangan berkedip. Selagi Anda menunggu, saksikanlah pariwara berikut ini :

Treng....Treng......
Kembali Happy Salma keluar membawa kuali sambil mengap-mengap kepanasan mengunyah pete goreng.

**Sedikit bocoran : Cerita ini disponsori oleh 'Lejel' produk kuali lipat dari Korea dengan bintang Happy Salma, menggap-menggap mengunyah makanan.  Silakan hubungan admin untuk informasi lebih lanjut cara memasang iklan di sini.**

Shall we go back to the story? Yeah. huh...! Kita lanjut.

Mbah Gugel : "Siapakah kau, hai, anak manusia. Berani sekali kau mengganggu tidur siangku."

Nei gemetaran. Telapak tangannya berkeringat. Gelisah. Ngak kuat menahan sensasi rasa nyeri-nyeri nikmat berasal dari daerah selangkangan. Ada aliran hawa hangat yang mendorong-dorong, menghentak-hentak minta dikeluarkan. Namun insting alam bawah sadarnya melarangnya. Pertarungan antara menuruti desakan nyeri aliran hawa atau menahannya membuat seluruh tubuhnya semakin geli-geli. Daerah pribadinya lembab basah. Geli-geli basah alias gelisah.

"Ini, Mbah..., Nei, anak kemarin sore. Mau...,"

Si Mbah ngak sabaran, jauh dari ramah. Apalagi ketika melihat Nei berkelojotan seperti ayam jago disembelih. Mbah Gugel tersinggung merasa sedang diejek oleh Nei.

"Masukin saja ke liang pencarianku. Itu saja ngak ngerti," bentaknya. Tanpa mempedulikan apakah Nei, si anak malang itu mengerti maksudnya atau tidak, membalikkan badan dan secara kasat mata mulai berubah wujud menjadi setumpuk asap berlipat-lipat. Si Mbah siap menghilang

Nei tambah gelisah. Masih ada pertanyaan yang ingin ditanyakan. Tapi siksaan dari tubuh bawahnya membuat mulutnya tak sanggup bersuara.

"Sudahlah, Cepatlah bangun. Jangan sampe ngak kesusu... ," kata Mbah Gugel sebelum benar-benar menghilang lewat lubang kunci.

Bersamaan dengan menghilangnya Mbah Gugel, Nei tersentak bangun dari tidurnya. Bukan karena shock mimpi ketemu GOOGLE sekejab tapi karena siksaan nyeri tak tertahankan di kantung kemihnya. Kebelet kencing dia.

Bagaikan pendekar silat, sambil menekannya kuat-kuat di antara belahan paha, Nei melesat seringan burung walet menukik ke toilet untuk membuang hajat. Berkat kecekatan yang terlatih Nei berhasil menyelamatkan mukanya dari malu akibat terkena musibah 'mimpi basah'.

Mimpi basah itu kan cuma buat anak kecil. Anak sekisaran 5 taunan emang  jagoan 'mimpi basah' alias ngompol. Kalau untuk sekisaran Nei? Waduh!!! Mau ditaruh mana muka kalo kepergok tetangga sedang menjemur selimut.

"Mimpi basah semalam, ya, Om?" tanya pembantu sebelah sambil mengerling napsu ke arah selangkangan Nei.

Selimut terjatuh dari pegangan tangan. Nei kabur terberit-berit  masuk ke dalam rumah. Ngak jadi jemuran selimut.

Dan cerita Nei mengusir hujan dalam episode 'mimpi basah' pun berakhir sampai di sini.

Kaga nyambung?

Emang.  ( Jangan protes )

Binggung? Ngak ngerti?

Sama! Nei sendiri juga heran. Kenapa cerita hujan bisa nyasar jadi 'mimpi basah'

Soal cara mengusir hujan, setelah digugel, emang bener ada, loh. Bisa dilakukan oleh setiap orang pula. Tak kalah banyak pula yang memberi kesaksian tentang keampuhan cara tersebut. Mau tau caranya? Gugelin aja sendiri.   

0 Response to "Mengusir Hujan lanjutan"