Perfect Day

Skenarionya seperti ini.

Pagi. Jam 08: 15
Bangun kesiangan karena weker tidak berbunyi. Panik! Tidak usah dibilang lagi. Pasti telat tiba di kantor. Parahnya, lupa pula ada meeting dengan BoC ( Board of Controller ) pagi ini. Kacau semua.

Sedetik, walaupun cuma sedetik, terbersit niat untuk menumpahkan amarah menyalahkan kamu. Semua itu salah kamu. Karena semalam  telah bertingkah luar biasa manjanya. Minta dipeluk sambil dibisikin dongeng tentang pohon sakura yang jatuh cinta sama sang gembala sapi. Mana ada pohon yang bisa jatuh cinta sama seorang anak manusia. Seperti anak kecil saja, kamu.

Sewindu yang lalu untuk meninggalkan kesan 'baik' di hatimu sekaligus menarik perhatianmu. Saya, mati-matian  telah me-reka kisah bohong tentang pohon sakura itu. Delapan tahun kemudian, tepatnya semalam, justru kamulah yang berhasil meninggal kesan tanpa harus bersusah payah  sedikit pun. Memintaku mengulang kisah tersebut, kamu telah meningalkan kesan abadi carut marut namamu di jantungku untuk berwindu-windu. Dan percayalah, itu akan seterusnya.

Semalam, memang kita tidak tidur lebih awal. Tak mungkin saya menolak permintaanmu. Memelukmu adalah hal pertama yang ingin kulakukan sejak dulu. Membisikkan kisah cinta ke telingamu adalah ungkapkan perasaanku. Jadi mustahil saya sampai hati membuatmu kecewa.

Diantara lantun donggeng, tidakkah kamu merasakan diam-diam saya suka ciummu? Ciuman yang sangat pelan, lembut, sehingga hanya angin yang sanggup mengalahkan kelembutannya. Tak jarang saya berhenti hanya untuk mencium bulu matamu.  Dengan diam-diam juga, tak terhitung saya mencium sudut bibirmu. Tentu saja, aku mencuri cium juga daun telinga kirimu.  

Tidakkah saat itu juga kamu merasakan jemariku gemetar mengelus sekujur tubuhmu?  Tubuhmu selalu memercikkan bara api. Kehangatan yang sanggup mencairkan kebekuan dahaga rindu. Begitu lembut dan hangat sehinga cuma cahaya senja yang sanggup mengalahkan kehangatan tubuhmu.

Walaupun sudah sewindu kebersamaan kita, kamu masih tetap seperti dulu. Selalu membuatku mabuk kepayang dan menyangkal perputaran waktu. Tak hari ini, besok atau hari-hari berikutnya, kebersamaan kita tak pernah berwarna sama. Selalu ada warna baru yang membuatku ingin berlama-lama bersamamu. Seperti semalam, menyangkal waktu sehingga pagi ini kita kesiangan. 

Untuk itu, bukankah kamu harus disalahkan? Jujur. Pagi ini saya ingin menumpahkan semua kesalahan itu padamu. Kamu tidak tahu. Berada di depan tiga pasangan mata anggota BOC yang mewakili pihak manajemen untuk menilai kinerjamu sungguh tidak menyenangkan.


Egois sekali aku memang. Pagi itu tentunya kamu juga, tidak kurang paniknya dibandingkan diriku bukan? Kamu harus mengejar pesawat untuk menemui klien-mu. Sorenya masih harus menghadiri resepsi pernikahan adik perempuanmu, Nancy, bukan? Saya yakin, kamu juga galau.

Dan berbeda sekali sikapmu yang manja tadi malam, dengan sikap dewasa dan tenang kamu berhasil meluluhkan emosi pagi ini.

"Let's skip the breakfast, " katamu kemudian membujukku untuk mandi bersama. "Mandi bebek, semenit cukup. Biar cepat", begitu kamu beralasan. Namun seolah-olah ada kesepakatan tak terucap, ritual mandi bersama semenit kemudian menjadi bermenit-menit. 

Sudah tak tertolong lagi. Terlambat. Tergagap mencari alasan telat. Waktu selanjutnya pasti bergulir tersendat-sendat dan hari ini akan berakhir dengan suasana pekat.

Namun ketika menerima sms darimu. Entah dari mana kamu saat itu bertanya, "How's your day, Gula."
Saat itu juga saya menyadari keberadaanmu telah mengisi penuh-penuh hari-hariku. Tidak ada hari yang tidak sempurna karenanya. Ingatlah diriku untuk sering-sering melantunkan lagu ini untukmu. Saya tidak akan keberatan sama sekali.


 Just a perfect day,
Drink Sangria in the park,
And then later, when it gets dark,
We go to the zoo
then later a movie, too,
And then home.

Just a perfect day,
Problems all left alone,
Weekenders on our own.
You made me forget myself.
I thought I was someone else,
Someone good.
I'm glad I spent it with you on my perfect days


2 Responses to "Perfect Day"

Farrel Fortunatus mengatakan...

perfect day, perfect couple. so sweet bgtz bro....

Anonim mengatakan...

obviously kamu sedang jatuh cinta. so sweet and touching.