Berhentilah Berperan sebagai Tuhan

Ada suatu anggapan yang berkembang di kalangan hetero bahwa kaum non-hetero selalu mencari kesempatan agar bisa membujuk mereka ke ranjang. Hal itu bisa dilakukan dengan bujuk rayu berupa materi atau pun dengan cara kekerasan, perkosa, misalnya.

Menurut mereka, kaum hetero memiliki kharisma, daya tarik seksual serta kejantanan yang memang tidak dimiliki oleh kaum pria non-hetero. Hal itulah yang kemudian membuat mereka sangat rentan terhadap ancaman / pelecehan seksual yang dilancarkan oleh kaum homo. 

Ketakutan terbesar pria hetero adalah kader-kader homo sekarang ada di mana-mana dengan misi melakaukan perekrutan generasi homo berikutnya. Karena kaum non-hetero tersebut memang tidak bisa berkembang biak.   

Wacana diatas saya ambil dan terjemahkan seingatnya saya dari hasil membaca posting-an penuh kebencian dari tokoh agama anti-gay yang beredar di internet. Sama sekali tidak bisa diterima akal sehat bahwa ada tokoh agama yang alih-alih menciptakan kedamaian diantara umatnya, malah menanam kebencian dan menyebar kebohongan.

Pertanyaan saya sebagai pria non-hetero kepada sesama pria non-hetero:
.
Benarkah semua pria hetero sedemikian menariknya sehingga hanya melihat dada tukang beca yang basah berkeringat saja akan membuatmu napas sesak? Atau, hanya karena melihat sekelompok anak muda bercelana pendek membanting-banting bola basket membuatmu jadi ileran? Atau hanya karena melihat poster David Beckham membuatmu mendadak autis? 

Untuk mereka yang selalu menyebarkan kebencian. Saya ingin mengatakan, " Anda-Andalah, alasannya kenapa saya kemudian tidak percaya sama Tuhan. Berhentilah sejenak untuk berperan sebagai Tuhan. Banyak yang bisa kita lakukan sebagai manusia dan untuk manusia tanpa menjadi Tuhan yang penuh amarah. "  

Kalau sempat saya akan posting hasil survey yang dilakukan salah satu situs perjodohan atas pertanyaan di atas tadi seperti, benarkah kaum non-hetero selalu mengincar kaum pria hetero dan sebagainya.

0 Response to "Berhentilah Berperan sebagai Tuhan"