Kalau hari ini tidak hujan, genaplah tiga hari berturut-turut kering tanpa hujan. Hari yang sempurna. Saya tahu Ed tidak akan setuju dengan saya, tapi saya benar-benar membenci hujan. Terutama musim kering singkat yang terjadi sekilas tahun ini.
Ketika para penghuni 'negeri hujan', bernostalgia hujan beraroma tanah basah yang terjadi akibat persenyawaan tubuh Petrichor dan Geosmin. Para tonggeret, pasukan Cicada pecinta matahari, mati satu persatu. Musim kering sekilas tak cukup memberi kehangatan bagi mereka untuk menuntaskan birahi. Tahun ini juga, hujan berkepanjangan tak memberi kesempatan sehingga setiap ritual persetubuhan menjadi premature.
Cicada tidak memerlukan cinta karenanya mereka tidak mengenal rindu. Yang meraka butuhkan hanyalah kehangatan matahari untuk mencairkan birahi agar mereka berhasil menetaskan bayi tonggeret cikal bakal pasukan cicada berikutnya. Jika misi mereka gagal maka tidak akan ada para pecinta matahari di tahun mendatang. Untuk itulah mereka mengutuk para penghuni negeri hujan yang membuat hujan berkepanjangan.
Sama halnya dengan tonggeret, saya merasa telah dikutuk berada di negeri hujan. Negeri yang berada di antara kurungan sawah berhektar-hektar sejauh mata memandang. Negeri yang bersandar di kaki bukit, terjepit diantara anak sungai dan kebun buncis. Hujan membuat anak sungai mengamuk. Banjir namanya ketika air coklat tak sedap siap menelanmu. Disitulah negeri hujan berada.
Setiap hari terjebak banjir sepinggang tidaklah romantis. Memutar arah menghindar banjir tidaklah lebih baik. Tubuh kuyup seharian jauh dari menyenangkan. Dan semakin hari saya merasa semakin tidak suka sama hujan. Terutama ketika hujan membuat tulang-tulang tuaku sakit, sendi kaku, dan masuk angin tak berkesudahan. Setelah semua hal yang tidak menyenangkan akibat hujan, masih adakah yang mengatakan hujan itu romantis?
Hujan itu romantis berpelangi. Itu kalau terjadi dalam cerita. Dalam kenyataan, hujan berlebihan sangatlah tidak nikmat. Tapi, tunggu dulu. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik?
Rain...rain....go away
We boys would like to go out and play........
*Nei melempar kolor dua biji ke atap. Semoga berhasil mengusir hujan.
0 Response to "Para Pecinta Matahari"
Posting Komentar